Pages

Subscribe:

Senin, 21 Oktober 2013

OpenGL


       OpenGL (Open Graphics Library) adalah suatu standar API yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis grafik,baik untuk 2 dimensi (2D) atau 3 dimensi (3D). didalam OpenGL mempunyai banyak pustaka /library yang disebut OpenGL Unit Library Toolkit(Glut).
Didalam Glut tersebut sudah terdapat berbagai fungsi, mulai aplikasi windows (windowing) sampai aplikasi grafik lainnya, sehingga tidak repot-repot mengubah kode progam jika diterapkan pada sistem operasi dan perangkat lunak yang berbeda.
OpenGL ini sifatnya open source, dapat dipakai pada banyak platform (Windows ataupun Linux) dan dapat digunakan pada berbagai jenis compiler bahasa pemrograman seperti C++, Delphi, Java ataupun VB. OpenGL merupakan singkatan dari Open Graphics Library. OpenGL itu sendiri merupakan spesifikasi standar yang mendefinisikan suatu lintas bahasa untuk mengembangkan suatu aplikasi yang menghasilkan suatu grafis komputer dalam bentuk 2D ataupun 3D. 

Mulai membuat programnya, pertama membuka Dev C ++,lalu klik file,New,dan klik project.
Garis Vertikal
Masukkan Source kode berikut untuk membuat garis vertikal :
            glClearColor (1.1f, 0.0f, 1.1f, 1.2f);
            glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);
            
            glPushMatrix ();
            glClearColor(1,1,1,0);
            glColor3f(0,0,0); //
            
            glBegin(GL_LINES);
            glVertex3f(0,0,-0.0);
            glVertex3f(0.0,130.0,0.0);
            //////////////////////////////////
            
            glEnd ();
            glPopMatrix ();
            
            SwapBuffers (hDC);
            
            Sleep (1);
            }
            }
Setelah memasukkan source kode maka hasil output yang akan tampil pada program adalah seperti gambar berikut.
Garis Horizontal

Masukkan Source kode berikut untuk membuat garis horizontal  :
            glClearColor (1.1f, 0.0f, 1.1f, 1.2f);
            glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);
            
            glPushMatrix ();
            glClearColor(1,1,1,0);
            glColor3f(0,0,0); //
            
            glBegin(GL_LINES);
            glVertex3f(0,0,-0.0);
            glVertex3f(0.9,0.0,0.0);
            //////////////////////////////////
            
            glEnd ();
            glPopMatrix ();
            
            SwapBuffers (hDC);
            
            Sleep (1);
            }
            }
Setelah memasukkan source kode diatas maka hasil output yang akan tampil pada program adalah seperti gambar dibawah.
Garis Diagonal

Masukkan Source kode berikut untuk membuat garis diagonal  :
            glClearColor (9.1f, 0.0f, 0.1f, 0.1f);
            glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);
            
            glPushMatrix ();
            glClearColor(1,1,1,0);
            glColor3f(0,0,0); //
            
            glBegin(GL_LINES);
            glVertex3f(0,0,-0.0);
            glVertex3f(0.9,0.9,0.0);
            //////////////////////////////////
            
            glEnd ();
            glPopMatrix ();
            
            SwapBuffers (hDC);
            
            Sleep (1);
            }
            }
Setelah memasukkan source kode dengan benar maka hasil output yang akan tampil pada program akan seperti gambar berikut.
Keterangan Source Code   :
- glClearColor (0.1f, 0.1f, 0.1f, 0.1f);[ Warna untuk latar belakang dalam mode RGBA  ]
- glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);[ Membersihkan layar latar belakang ]
- glPushMatrix ();[ Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar ]
- glClearColor(0,0,0,0);[ Untuk menentukan warna garis/titik ]
- glColor3f(1,1,1); //[ Untuk menentukan warna garis/titik ]
- glBegin(GL_LINES);[ Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan ]
- glVertex3f(0,0,-0.0);[ Untuk menentukan titik awal yang digunakan ]
- glVertex3f(0.0,0.0,0.0);[Untuk menentukan titik akhir yang digunakan ]
- glEnd ();[ Untuk mengakhiri gambar garis di titik akhir ] 
- glPopMatrix ();[ Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar ]
- SwapBuffers (hDC);[ Untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar ]
- Sleep (1);[Program berhenti sejenak]

Sabtu, 12 Oktober 2013

Wajah Bahasaku Kini

    Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh munculnya bahasa alay, hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulis yang sering digunakan oleh masyarakat dan dikalangan remaja. Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai sebuah kreativitas. Kalo tidak menggunakan bahasa alay, mereka takut dikatakan  ketinggalan zaman atau tidak gaul. Munculnya bahasa alay merupakan ancaman yang cukup serius pada penggunaan bahasa lisan dan tulis. Terkadang penggunaan bahasa lisan tidak terlalu disorot, karena merupakan bahasa percakapan sehari-hari, meski demikian pada situasi formal penggunaan bahasa lisan yang kurang baik akan menimbulkan kesan kurang baik pada penggunanya. Seseorang terbiasa menggunakan elo, gue akan cenderung sulit menggunakan kata sayaanda. Banyak Remaja yang lancar dalam penggunaan bahasa alay, tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia. Contohnya, mereka lebih nyaman memakai kata Bonyok(bokap,nyokap) yang berarti ayah dan ibu.
    Solusinya adalah bahasa tidak baku itu harus mulai di kurangi pemakainan dalam keseharian dan sebaiknya lagi guru-guru bahasa Indonesia di sekolah lebih menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD(ejaan yang disempurnakan).

Minggu, 06 Oktober 2013

Mungkinkah? Merdeka dari Korupsi.

   Persoalan utama bangsa ini pasca kemer­dekaan adalah masalah moral. Dan masalah moral tersebut yang paling mendominasi adalah pengkhianatan terhadap amanah rakyat berupa korupsi, manipulasi, kolusi, dan nepotisme. Kalau perjuangan sebelum kemerdekaan adalah perju­angan yang sangat nyata karena musuh yang dihadapi jelas, mudah diidentifikasi, dan sangat berbeda budaya dan ras mereka, maka per­juangan pascakemerdekaan sungguh sulit karena musuh yang dihadapi absurd, sulit diidentifikasi dan saudara sendiri. Banyak alasan yang bisa kita berikan mengapa perju­angan untuk kesejahteraan rakyat dan mengentaskan keterpurukan bangsa ini dari kedhuafaan adalah perju­angan yang sungguh sulit. Namun semangat dan opti­misme harus selalu kita nyalakan karena hampir se­mua negara yang baru merde­ka menghadapi problem yang sama. Kita tentu tidak adil memperbandingkan diri de­ngan negara-negara Eropa Barat dan Amerika yang telah ratusan tahun mem­bangun fondasi kebangsaan mereka dan kini menempati peringkat yang bagus dalam hal pemberantasan korupsi.
Sedangkan negeri ini baru 68 tahun merdeka. Ibarat memperbandingkan bayi de­ngan orang tua. Jelas tidak proporsional. Tentu berbagai hal yang menjadi penyakit bangsa-bangsa yang sedang mengalami pertumbuhan banyak ditemui di negeri ini dan yang paling krusial adalah korupsi yang merajalela dan sudah menjadi budaya. Kalau kita perbandingkan dengan semangat dan pengor­banan para pahlawan yang begitu berjasa menghantarkan negeri ini ke alam kemerdekaan, maka ada beberapa hal yang bisa kita jadikan sebagai fighting spirit, agar anak bangsa ini bisa juga menumbuhkan semangat berkorban tanpa pamrih bagi keharuman nama Ibu Pertiwi. 

Pertama, sebagian besar para pejuang kemerdekaan adalah manusia-manusia yang berjiwa besar, ikhlas ber­korban, dan tidak pernah mementingkan diri sendiri apalagi kelompok dan keluar­ganya. Tinta emas mereka goreskan dalam pengabdian mereka untuk Ibu Pertiwi nihil pamrih, dengan fokus dan tujuan yang jelas, negeri ini terbebas dari penindasan penjajah yang tidak berpe­rikemanusiaan.
Perhatikan bagaimana kehidupan pribadi para pe­juang itu, yang jauh dari cukup, penuh pengorbanan dan terlunta-lunta dari penjara ke penjara. Kita patut menyimak kembali pribadi-pribadi emas seperti Imam Bonjol, Dipo­negoro, Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir, Thamrin dan banyak yang lainnya. Pribadi-pribadi yang menghiasi negeri ini dengan karakter, perilaku dan perjuangan mereka yang sangat mengharukan dan mengagumkan.
Lalu kenapa ketika saat mengisi kemerdekaan seperti zaman ini kita kehilangan elan vital sebagai bangsa yang besar dan mempunyai jiwa kejuangan yang tangguh? Yang kita hadapi saat ini adalah musuh yang absurd tapi ada. Saudara sendiri yang tidak mempunyai mentalitas pe­ngor­banan dan kejuangan. Mereka yang tanpa merasa bersalah menggarong uang rakyat untuk perut dan kepen­tingan diri sendiri. Ironisnya semangat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara kini sudah bertukar dengan semangat menguras harta dan kekayaan negara untuk kepentingan diri dan golongan.

Kedua, semangat untuk berkorban lebih mendominasi karena tingginya ghirah ruhani dan spirit kejuangan. Sehingga prinsip para pejuang dahulu adalah kalau untuk me­nikmati hasil maka mereka paling belakang asal rakyat lebih dulu menikmati. Se­dangkan  yang sekarang ter­jadi hal sebaliknya.
Para pejuang sebelum kemerdekaan adalah mereka yang fokus dan bersungguh-sungguh untuk menjadikan negeri ini merdeka. Sehingga kemerdekaan adalah tujuan bersama, cita-cita tertinggi yang diperjuangkan dengan seluruh jiwa raga.
Bisakah kita generasi sekarang meneladani se­mangat pengorbanan seperti itu untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di zaman sekarang? Para petinggi dan elit mempunyai jiwa pengor­banan yang tinggi sehingga mereka adalah orang yang paling belakangan menik­mati hasil perjuangan. Pe­mimpin sejati adalah mereka yang menderita paling awal demi perjuangannya dan menikmati hasil paling akhir.
Semangat itu nyaris le­nyap kalau boleh dikatakan tidak ada pada zaman seka­rang. Para pemimpin ber­lomba-lomba menumpuk harta dan kekayaan kalau perlu menyikat kiri kanan. Se­dangkan rakyat menderita dan hidup berkekurangan.
Elit politik dan pejabat menampakkan kehidupan yang sering menyakiti hati rakyat, dengan kekayaan melimpah puluhan sampai  ratusan milyar rupiah. Sedangkan rakyat untuk makan sekali dua sehari saja sulitnya minta ampun.
Semangat berkorban untuk rakyat nyaris hilang diganti dengan pamrih berlebihan kepada harta dan takhta. Pemimpin di semua level jarang yang kita saksikan hidup sederhana. Mereka lebih banyak mempertontonkan hidup berlebih-lebihan tanpa merasa bersalah dengan kon­disi rakyatnya.
Inilah yang menyebabkan tujuan bersama kesejahteraan dan kemakmuran untuk rak­yat sulit direalisir dan musuh bersama yaitu korupsi. Bangsa kita adalah bangsa yang selalu condong kepada keadilan dan kebenaran se­suai dengan nafas proklamasi, ideologi negara dan UUD 1945. Kita yakin kita bukanlah bangsa kerdil yang bisa me­nyerah dengan mudah dalam pertempuran demi per­tem­puran melawan kebatilan dan pengkhianatan. Kalau dulu musuh kita adalah penjajah yang tidak berperikemanusiaan, maka sekarang harus kita kibarkan bendera perang. Musuh kita adalah para koruptor dan mani­pulator walau mereka adalah teman atau saudara sendiri. lambat laun koruptor dan perbuatan korupsi akan menggali ku­burnya sendiri di negeri ini. Dirgahayu bangsaku!