Persoalan utama bangsa ini pasca kemerdekaan adalah masalah moral.
Dan masalah moral tersebut yang paling mendominasi adalah pengkhianatan
terhadap amanah rakyat berupa korupsi, manipulasi, kolusi, dan
nepotisme. Kalau perjuangan sebelum kemerdekaan adalah perjuangan yang sangat
nyata karena musuh yang dihadapi jelas, mudah diidentifikasi, dan sangat
berbeda budaya dan ras mereka, maka perjuangan pascakemerdekaan
sungguh sulit karena musuh yang dihadapi absurd, sulit diidentifikasi
dan saudara sendiri. Banyak alasan yang bisa kita berikan mengapa perjuangan untuk
kesejahteraan rakyat dan mengentaskan keterpurukan bangsa ini dari
kedhuafaan adalah perjuangan yang sungguh sulit. Namun semangat dan
optimisme harus selalu kita nyalakan karena hampir semua negara yang
baru merdeka menghadapi problem yang sama. Kita tentu tidak adil memperbandingkan diri dengan negara-negara
Eropa Barat dan Amerika yang telah ratusan tahun membangun fondasi
kebangsaan mereka dan kini menempati peringkat yang bagus dalam hal
pemberantasan korupsi.
Sedangkan negeri ini baru 68 tahun merdeka. Ibarat memperbandingkan
bayi dengan orang tua. Jelas tidak proporsional. Tentu berbagai hal
yang menjadi penyakit bangsa-bangsa yang sedang mengalami pertumbuhan
banyak ditemui di negeri ini dan yang paling krusial adalah korupsi yang
merajalela dan sudah menjadi budaya. Kalau kita perbandingkan dengan semangat dan pengorbanan para pahlawan yang begitu berjasa menghantarkan negeri ini ke alam kemerdekaan, maka ada beberapa hal yang bisa kita jadikan sebagai fighting spirit, agar anak bangsa ini bisa juga menumbuhkan semangat berkorban tanpa pamrih bagi keharuman nama Ibu Pertiwi.
Pertama, sebagian besar para pejuang kemerdekaan adalah
manusia-manusia yang berjiwa besar, ikhlas berkorban, dan tidak pernah
mementingkan diri sendiri apalagi kelompok dan keluarganya. Tinta emas
mereka goreskan dalam pengabdian mereka untuk Ibu Pertiwi nihil pamrih,
dengan fokus dan tujuan yang jelas, negeri ini terbebas dari penindasan
penjajah yang tidak berperikemanusiaan.
Perhatikan bagaimana kehidupan pribadi para pejuang itu, yang jauh
dari cukup, penuh pengorbanan dan terlunta-lunta dari penjara ke
penjara. Kita patut menyimak kembali pribadi-pribadi emas seperti Imam
Bonjol, Diponegoro, Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir, Thamrin dan banyak
yang lainnya. Pribadi-pribadi yang menghiasi negeri ini dengan
karakter, perilaku dan perjuangan mereka yang sangat mengharukan dan
mengagumkan.
Lalu kenapa ketika saat mengisi kemerdekaan seperti zaman ini kita
kehilangan elan vital sebagai bangsa yang besar dan mempunyai jiwa
kejuangan yang tangguh? Yang kita hadapi saat ini adalah musuh yang
absurd tapi ada. Saudara sendiri yang tidak mempunyai mentalitas
pengorbanan dan kejuangan. Mereka yang tanpa merasa bersalah
menggarong uang rakyat untuk perut dan kepentingan diri sendiri. Ironisnya semangat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan
negara kini sudah bertukar dengan semangat menguras harta dan kekayaan
negara untuk kepentingan diri dan golongan.
Kedua, semangat untuk berkorban lebih mendominasi karena
tingginya ghirah ruhani dan spirit kejuangan. Sehingga prinsip para
pejuang dahulu adalah kalau untuk menikmati hasil maka mereka paling
belakang asal rakyat lebih dulu menikmati. Sedangkan yang sekarang
terjadi hal sebaliknya.
Para pejuang sebelum kemerdekaan adalah mereka yang fokus dan
bersungguh-sungguh untuk menjadikan negeri ini merdeka. Sehingga
kemerdekaan adalah tujuan bersama, cita-cita tertinggi yang
diperjuangkan dengan seluruh jiwa raga.
Bisakah kita generasi sekarang meneladani semangat pengorbanan
seperti itu untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di zaman sekarang?
Para petinggi dan elit mempunyai jiwa pengorbanan yang tinggi sehingga
mereka adalah orang yang paling belakangan menikmati hasil perjuangan.
Pemimpin sejati adalah mereka yang menderita paling awal demi
perjuangannya dan menikmati hasil paling akhir.
Semangat itu nyaris lenyap kalau boleh dikatakan tidak ada pada
zaman sekarang. Para pemimpin berlomba-lomba menumpuk harta dan
kekayaan kalau perlu menyikat kiri kanan. Sedangkan rakyat menderita
dan hidup berkekurangan.
Elit politik dan pejabat menampakkan kehidupan yang sering menyakiti
hati rakyat, dengan kekayaan melimpah puluhan sampai ratusan milyar
rupiah. Sedangkan rakyat untuk makan sekali dua sehari saja sulitnya
minta ampun.
Semangat berkorban untuk rakyat nyaris hilang diganti dengan pamrih
berlebihan kepada harta dan takhta. Pemimpin di semua level jarang yang
kita saksikan hidup sederhana. Mereka lebih banyak mempertontonkan hidup
berlebih-lebihan tanpa merasa bersalah dengan kondisi rakyatnya.
Inilah yang menyebabkan tujuan bersama kesejahteraan dan kemakmuran
untuk rakyat sulit direalisir dan musuh bersama yaitu korupsi. Bangsa kita adalah bangsa yang selalu condong kepada keadilan dan
kebenaran sesuai dengan nafas proklamasi, ideologi negara dan UUD 1945.
Kita yakin kita bukanlah bangsa kerdil yang bisa menyerah dengan mudah
dalam pertempuran demi pertempuran melawan kebatilan dan
pengkhianatan. Kalau dulu musuh kita adalah penjajah yang tidak
berperikemanusiaan, maka sekarang harus kita kibarkan bendera perang.
Musuh kita adalah para koruptor dan manipulator walau mereka
adalah teman atau saudara sendiri. lambat laun koruptor dan perbuatan korupsi akan menggali kuburnya sendiri di negeri ini. Dirgahayu bangsaku!
Minggu, 06 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Sultan Casino | Shootercasino
Sultan 인카지노 Casino is a brand new brand-new brand that's bringing an febcasino authentic 제왕카지노 gaming experience to your guests. Whether you're looking for a quick access or the newest
Posting Komentar